Sabtu, 23 Juli 2016

stroke

Pengertian Stroke

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Stroke adalah kondisi kesehatan yang serius yang membutuhkan penanganan cepat.
Ketika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terputus, maka sel-sel otak akan mulai mati. Karena itu semakin cepat penderita ditangani, kerusakan yang terjadi pun semakin kecil bahkan kematian bisa dihindari. Jika Anda merasakan serangan stroke atau melihat orang lain terserang stroke, segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans.
stroke-alodokter

Gejala stroke

Ingatlah gejala stroke berikut ini agar dapat melakukan tindakan yang tepat.
  • Cara bicara penderita tidak jelas atau kacau, bahkan ada juga penderita yang tidak bisa bicara sama sekali walau mereka terlihat sadar
  • Mata dan mulut pada salah satu sisi wajah penderita terlihat turun
  • Lengan si penderita mengalami kelumpuhan saat terserang stroke, karena itu mereka tidak mampu mengangkat salah satu atau bahkan kedua lengannya
Segera hubungi rumah sakit jika Anda melihat gejala-gejala di atas.

Latar belakang terjadinya stroke

Otak dapat berfungsi dengan baik jika pasokan oksigen dan nutrisi yang disediakan darah mengalir dengan baik. Jika pasokan darah terhambat, maka otak akan rusak, bahkan seseorang yang terkena stroke bisa meninggal.

Stroke menurut jenisnya

Jenis stroke jika dilihat dari penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi jika pasokan darah berhenti akibat gumpalan darah dan stroke hemoragik terjadi jika pembuluh darah yang memasok darah ke otak pecah.
Ada juga yang disebut TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan. TIA terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan sesaat yang biasanya diawali dengan gejala pusing, penglihatan ganda, tubuh secara mendadak terasa lemas, dan sulit bicara.
Meski hanya sesaat, tetap harus ditangani secara serius. Karena hal ini biasanya merupakan peringatan akan datangnya serangan stroke berat.

Penyakit stroke di Indonesia

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, terdapat sekitar 12 penderita stroke per 1000 penduduk Indonesia. Stroke juga merupakan penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia.
Orang-orang yang usianya lebih dari 65 tahun paling berisiko terkena stroke. Namun dua puluh lima persen stroke terjadi pada orang-orang yang berusia di bawah 65 tahun, termasuk anak-anak.
Orang-orang yang merokok, kurang olah raga, dan memiliki pola makan yang buruk juga rentan terhadap stoke. Selain itu orang-orang yang sirkulasi darahnya terganggu akibat tekanan darah tinggikolesterol tinggi, detak jantung tidak teratur atau fibrilasi atrium, dan diabetes, juga lebih rentan terhadap stroke.

Diagnosis stroke

Stroke umumnya didiagnosis melalui tanda-tanda fisik, serta melalui foto atau pencitraan otak. Pencitraan otak gunanya untuk menentukan apakah stroke disebabkan oleh arteri yang tersumbat atau pembuluh darah yang pecah, adanya risiko serangan stroke iskemik, bagian otak mana yang terserang, dan seberapa parah stroke tersebut.

Metode pengobatan stroke

Pengobatan stroke tergantung dari jenisnya, stroke iskemik atau hemoragik. Pengobatan juga disesuaikan pada area otak mana stroke terjadi. Pada umumnya stroke diobati dengan obat-obatan, termasuk obat pencegahan untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol, dan menghilangkan pembekuan darah. Dalam beberapa kasus, operasi diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stroke hemoragik atau menghilangkan lemak di arteri.

Dampak stroke terhadap kehidupan penderitanya

Stroke dapat berdampak pada kehidupan dan kesejahteraan Anda dalam berbagai aspek. Proses rehabilitasinya spesifik dan tergantung pada gejala yang Anda alami dan seberapa parah gejala tersebut. Sejumlah ahli dan spesialis bisa membantu. Diantaranya adalah, psikolog, ahli terapi okupasi, ahli terapi bicara, perawat dan dokter spesialis, serta fisioterapi.
Kerusakan akibat stroke bisa meluas dan berlangsung lama. Sebelum pulih seperti sedia kala, penderita harus melakukan rehabilitasi dalam periode panjang. Namun sebagian besar dari mereka tidak akan pernah pulih sepenuhnya.

Pencegahan stroke

Stroke dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Risiko mengalami stroke akan berkurang jika Anda makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan minum alkohol sesuai takaran. Berusaha menurunkan tingkat kolesterol dan tekanan darah tinggi dengan obat-obatan juga bisa mengurangi risiko terkena stroke. Pada sebagian orang, obat-obatan untuk mencegah pembekuan darah serta obat untuk menjaga kadar normal gula darah juga penting untuk mencegah terjadinya stroke.

Komplikasi stroke

Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai komplikasi, dan beberapa diantaranya dapat membahayakan nyawa si penderita. Contoh dari komplikasi tersebut diantaranya adalah hidrosefalus atau tingginya produksi cairan serebrospinal, disfagia atau kesulitan menelan, dan trombosis vena dalam atau penggumpalan darah pada kaki.

Gejala Stroke

Segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans jika Anda mengalami gejala stroke atau melihat orang lain terkena stroke. Setelah pemeriksaan awal, Anda mungkin perlu diperiksa lebih mendalam dan ditangani dokter spesialis di rumah sakit.
Jangan pernah menganggap enteng gejala stroke, meskipun gejala tersebut hilang dengan sendirinya. Gejala yang hilang bisa menandakan TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan dan Anda berisiko mengalami stroke berat pada tahap berikutnya.

Gejala dan tanda-tanda penyakit stroke yang harus Anda ketahui

Tiap bagian tubuh dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda sehingga gejala stroke akan tergantung kepada bagian otak yang terserang dan juga tingkat kerusakannya. Gejala atau tanda-tanda stroke bervariasi pada tiap orang, namun umumnya muncul secara tiba-tiba.
Anda dapat mengingat hal-hal berikut ini untuk dapat mengenali gejala stroke dan melakukan tindakan pertolongan secara tepat.
  • Cara bicara penderita yang tidak jelas atau kacau, bahkan ada juga penderita yang tidak bisa bicara sama sekali walaupun mereka terlihat terjaga.
  • Mata dan mulut pada salah satu sisi wajah penderita terlihat turun.
  • Lengan si penderita mengalami kelumpuhan saat terserang stroke, maka dari itu mereka tidak mampu mengangkat salah satu atau bahkan kedua lengannya.
Segera hubungi rumah sakit jika Anda melihat gejala-gejala di atas.
Menyadari gejala atau tanda-tanda di atas adalah hal yang penting, terlebih lagi bagi mereka yang tinggal bersama orang yang berisiko tinggi terkena stroke, seperti manula, penderita diabetes, atau penderita tekanan darah tinggi. Selain itu, gejala atau tanda-tanda stroke lainnya meliputi:
  • Kesulitan menelan.
  • Masalah pada keseimbangan dan koordinasi.
  • Masalah komunikasi, seperti sulit bicara dan memahami ucapan orang lain. Dapat terjadi ketidakmampuan berbicara secara total.
  • Pusing dan pingsan.
  • Hilang penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan menjadi ganda.
  • Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher. Dapat terjadi sakit kepala berputar (vertigo).
  • Mual dan muntah.
  • Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
  • Baal pada salah satu sisi tubuh.
  • Penurunan kesadaran
Jangan pernah menganggap enteng gejala stroke meski kerap hilang dengan sendirinya karena hal itu bisa saja menandakan TIA. Sebagian kondisi pasien TIA, menyimpan risiko untuk mengalami stroke.
Jika mengalami TIA, segera periksakan diri ke dokter atau rumah sakit setempat. Gejala TIA sama seperti stroke dan berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam, kemudian menghilang. Jangan abaikan TIA karena kondisi tersebut bisa menjadi peringatan bahwa pasokan darah ke otak Anda bermasalah.

Penyebab Stroke

Sebagian besar penyebab stroke bisa dicegah dengan cara mengubah pola hidup Anda menjadi pola hidup sehat. Kendati begitu, ada beberapa risiko stroke yang tidak dapat diubah, dan mengenai hal tersebut akan dijelaskan di bawah ini.
  • Jika Anda pernah mengalami TIA (Transient Ischemic Attack)atau stroke ringan dan serangan jantung, risiko Anda terkena stroke lebih tinggi.
  • Risiko Anda terkena stroke tinggi jika Anda memiliki anggota keluarga dekat yang pernah mengalami stroke.
  • Anda berisiko terkena stroke jika usia Anda lebih dari 65 tahun, meskipun seperempat kasus stroke terjadi pada usia yang lebih muda.
  • Menderita diabetestekanan darah tinggiatau mempunyai kolesterol yang tinggi.

Stroke iskemik

Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti akibat terbentuknya gumpalan darah. Darah gampang menggumpal di pembuluh darah di mana terdapat timbunan kolesterol atau telah terjadi kerusakan pada dindingnya. Berikut adalah hal-hal yang berdampak buruk pada pembuluh darah sehingga dapat memicu terjadinya stoke iskemik:
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  • Tingginya kadar kolesterol dalam darah.
  • Diabetes yang tidak terkontrol. Kadar gula darah yang tinggi berdampak buruk pada kesehatan dinding pembuluh darah.
Detak jantung yang tidak teratur atau fibrilasi atrium juga menjadi salah satu penyebab stroke iskemik. Dengan detak jantung yang tidak teratur, aliran darah penderita fribrilasi atrium terganggu. Hal ini pun membuat darahnya mudah menggumpal sehingga menyebabkan stroke iskemik.
Arteri juga bisa menyempit seiring bertambahnya usia, dan proses penyempitan arteri tersebut bisa bertambah cepat jika Anda:
  • Mengalami obesitas.
  • Mengonsumsi alkohol yang berlebihan.
  • Merokok.
  • Memiliki tingkat kolesterol yang tinggi.
  • Memiliki riwayat keluarga berpenyakit jantung atau diabetes.
Pada usia yang lebih muda, risiko stroke iskemik dapat meningkat oleh karena penggunaan obat-obatan kontrasepsi, migrain, koagulopati (gangguan pembekuan darah), dan cedera kepala yang baru terjadi.

Stroke hemoragik

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan pendarahan. Sekitar lima persen pendarahan terjadi pada permukaan otak yang dikenal sebagai pendarahan subarachnoid. Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama stroke hemoragik. Tekanan darah tinggi dapat melemahkan arteri di dalam otak sehingga rentan pecah.
Ada beberapa hal yang dapat memicu naiknya tekanan darah, diantaranya adalah merokok, kurang olahraga, stres, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan kelebihan berat badan atau obesitas. Pernah mengalami TIA ataupun stroke juga dapat meningkatkan risiko terjadi stroke hemoragik. Penderita diabetes, aritmia (detak jantung tidak beraturan), dan penyakit katup jantung, juga mempunyai risiko lebih besar mengalami stroke hemoragik.
Stroke hemoragik juga bisa terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang menggelembung atau bengkak yang disebut aneurisma.
Trauma atau cedera pada kepala juga bisa menyebabkan stroke hemoragik. Meskipun begitu, ada beberapa kasus di mana terjadi pendarahan di dalam selaput otak tanpa adanya tanda-tanda trauma. Hal tersebut biasanya terjadi pada orang tua dan gejalanya mirip seperti stroke. Pendarahan yang terjadi dalam selaput otak dikenal sebagai hematoma subdural.
Orang-orang yang mengkonsumsi obat-obatan pencegah pembekuan darah atau antikoagulan juga harus hati-hati. Salah satu risiko dari penggunaan obat ini adalah stroke hemoragik. Obat antikoagulan membuat darah menjadi lebih susah menggumpal. Ini berarti, jika terjadi pendarahan, pendarahan itu akan lebih susah terhenti.

Diagnosis Stroke

Stroke umumnya didiagnosis melalui tes fisik, serta melalui foto atau pencitraan otak. Pengambilan foto otak gunanya untuk menentukan apakah stroke disebabkan oleh arteri yang tersumbat atau pembuluh darah yang pecah, adanya risiko serangan stroke iskemik, bagian otak mana yang terserang, dan seberapa parah stroke tersebut.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa penyebab stroke dengan memeriksa detak jantung, mengukur tekanan darah, dan melakukan tes darah untuk mengetahui tingkat kolesterol dan glukosa penderita.
Setiap jenis stroke membutuhkan penanganan berbeda. Pengobatan akan lebih mudah jika ditunjang dengan diagnosis yang cepat.

Diagnosis stroke dengan menggunakan CT scan dan MRI scan

Jenis pemindaian yang Anda jalani di rumah sakit tergantung pada gejala. Ada dua metode umum yang digunakan dalam pengambilan gambar otak, yang pertama adalah CT scan atau pemindaian tomografi komputer. Pemindaian ini sama seperti sinar X, namun memakai beberapa gambar untuk membentuk gambar tiga dimensi yang lebih rinci. Metode umum kedua adalah MRI scan atau pemindaian pencitraan resonansi magnetik. Pemindaian ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio kuat untuk menghasilkan gambar bagian tubuh secara rinci.
CT scan cukup untuk mengidentifikasi apakah stroke disebabkan oleh pendarahan atau pembekuan. Jika Anda mengalami stroke besar, pemindaian ini cocok untuk Anda. Pemindaian ini lebih cepat daripada MRI scan dan dalam kasus-kasus tertentu, meningkatkan peluang pemberian obat secara cepat dan tepat.
Bagi pasien yang telah sembuh dari TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan dan bagi penderita yang memilki gejala lebih kompleks di mana lokasi dan tingkat kerusakan tidak diketahui, MRI scan lebih tepat. Pemindaian ini menghasilkan gambar jaringan otak yang lebih rinci, sehingga memungkinkan teridentifikasinya serangan stroke di bagian yang tidak biasa.
Proses pengambilan gambar pembuluh darah otak dan pembuluh darah leher yang diawali dengan menyuntikkan sebuah zat pewarna melewati pembuluh darah di lengan dinamakan sebagai CT atau MR angiography.
Pemindaian otak harus dijalani semua pasien yang diduga terserang stroke dalam kurun 24 jam. Namun beberapa pasien ada yang harus dipindai segera dalam kurun satu jam, terutama bagi mereka yang:
  • Memiliki tingkat kesadaran yang lebih rendah.
  • Sedang menjalani pengobatan antikoagulan.
  • Bergantung pada obat-obatan penghilang gumpalan seperti tPAatau yang baru menjalani pengobatan antikoagulan.

Tes darah untuk menunjang diagnosis

Disesuaikan dengan masing-masing pasien, tes darah pada stroke dapat meliputi tes darah lengkap (Complete Blood Count), penanda jatung, gula darah, pemeriksaan pembekuan darah, profil lipid, laju endap darah, tes kehamilan, dan lain-lain.

Tes menelan untuk mencegah infeksi paru-paru

Sepertiga orang mengalami masalah dalam menelan pasca stroke. Jika seseorang tidak dapat menelan dengan baik, maka paru-parunya berisiko kemasukan makanan. Hal tersebut dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi pada paru-paru.
Tes menelan sangat penting dilakukan oleh orang yang pernah mengalami stroke. Tes ini cukup sederhana. Pasien hanya perlu meminum beberapa sendok air. Jika pasien mampu meneguk air tersebut tanpa tersedak dan batuk, mereka akan diminta meneguk setengah gelas air. Jika mereka tidak mampu meneguk, maka mereka akan dirujuk ke ahli terapi terkait untuk diperiksa secara lebih rinci.
Sebelum diperiksa ahli terapi, biasanya penderita dilarang menelan apa pun. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh harus melalui infus atau menggunakan selang nasogastrik melalui hidung.

Memastikan penyebab stroke dengan tes jantung dan pembuluh darah

Pemeriksaan pembuluh darah dan jantung akan dilakukan untuk memastikan penyebab stroke. Ada tiga jenis proses pemeriksaan, antara lain adalah echocardiogram, catheterangiography atau arteriography, dan ultrasound atau carotid ultrasonography.

Diagnosis stroke dengan Echocardiogram

Echocardiogram dapat digunakan dalam sejumlah kasus. Salah satu pemeriksaan ini disebut transthoracic echocardiogram, yaitu pemeriksaan dengan menggunakan sebuah alat ultrasound yang ditaruh pada dada untuk menghasilkan gambar jantung.
Yang kedua adalah transoesophageal echocardiography. Pemeriksaan ini menggunakan sebuah alat ultrasonik yang diturunkan ke saluran makanan dan biasanya pasien dibius terlebih dahulu. Karena tepat di belakang jantung, pemeriksaan ini menghasilkan gambar pembekuan darah dan kelainan lainnya secara jelas dan tidak dapat dilakukan oleh trasthoracic echocardiogram.

Diagnosis stroke dengan Ultrasound atau ultrasonografi karotis

Ini merupakan cara lain yang digunakan dokter untuk memeriksa apakah ada penyempitan atau penggumpalan di dalam arteri yang menuju ke otak. Alat yang digunakan adalah alat berbentuk tongkat atau dikenal sebagai transduser. Melalui alat tersebut, gelombang suara berfrekuensi tinggi dikirimkan ke dalam leher. Gelombang yang mengalir melalui jaringan tubuh ini kemudian akan membentuk gambar. Dari gambar itulah dokter akan mengetahui titik-titik penyempitan pada arteri bilamana ada.
Jika diperlukan, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan dalam kurun 48 jam. Pemindaian ultrasound seperti ini juga memiliki istilah lain yang dikenal secara umum, yakni duplex scan atau doppler scan.

mencegah kejang dan mencegah penyempitan pembuluh darah (vasospasme)

Pemberian obat-obatan untuk melawan efek pengenceran darah pada pasien yang mengonsumsi warfarin atau obat-obatan anti-platelet, juga mungkin akan dilakukan.
Selain dengan obat, stroke hemoragik juga bisa ditangani dengan operasi. Operasi dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang pecah dan membersihkan darah di otak. Prosedur operasi ini disebut sebagai kraniotomi. Selama kraniotomi, bagian kecil tengkorak kepala akan dibuka. Kemudian dokter akan memperbaiki pembuluh darah yang rusak dan memastikan tidak ada pembekuan darah. Tulang tengkorak yang dibuka tadi akan dipasang kembali setelah pendarahan berhenti.
Setelah operasi, pasien akan diberikan fasilitas ventilator untuk membantunya bernapas. Ventilator memberi waktu pada tubuh pasien untuk pulih dan mengontrol pembengkakan di otak. Biasanya selama pemulihan, pasien akan diberikan obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor) untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya kembali serangan stroke.

Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan

TIA dapat mengarah pada serangan stroke yang lebih besar. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka dokter akan memberikan obat sesuai dengan penyebab terjadinya TIA. Obat-obatan yang akan diberikan dapat meliputi obat antiplatelet dan obat antikoagulasi.
Jika TIA terkait kolesterol dan tekanan darah tinggi, maka dokter akan memberi obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor)  atau statin, atau bahkan kombinasi keduanya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi carotid endartectomy diperlukan jika TIA terjadi akibat penumpukan lemak pada arteri karotis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar